Pertolongan ALLAH itu Sangatlah Dekat


Assalamualaikum wr. Wb.

Dalam menjalani kehidupan, ada kalanya hidup selalu berubah – ubah kadang senang, manis dan penuh sukacita, namun kadang juga berubah menjadi tidak menyenangkan, tidak sesuai dengan harapan bahkan penuh dengan duka. Itu merupakan fitrah yang ada pada diri manusia.

Janganlah kau berputus asa dengan apa yang kamu alami sekarang. Sesungguhnya di dalam kesempitan itu, tersembunyi jalan keluarnya.  Dalam musibah yang kau alami, pasti ada hal yang bisa dijadikan sebagai jalan keluar dari musibah itu sendiri.  Justru dalam hal-hal yang tak kau sukai itu ada kenikmatan dan kebaikan serta pasti ada hikmahnya.


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal amat buruk bagimu.  Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. QS Al Baqarah : 16.

Sudah saatnya anda mengganti keraguan dengan keyakinan, penyelewengan hati dengan kebenaran, ketidak lurusan pikiran dengan hidayah dan ketidak lurusan akal dengan petunjuk. Saatnya mengubah kegundahan hati yang suram dengan kemantapan hati. Bukan mengeluh, sebab hanya mereka yang tak beriman yang senantiasa putus harapan. Bilamana ada keinginan belum tercapai, ingatlah ALLAH memberikan yang terbaik bagi anda

Dia yang menjadikan pagi hari setelah malam, yang menurunkan hujan setelah kegersangan, yang memberi agar disyukuri, yang menurunkan ujian untuk mengetahui siapa yang bersabar dan siapa yang tidak, yang memberi kenikmatan hanya karena Dia ingin mendengarkan syukur dari hamba-Nya dan menurunkan bencana supaya seorang hamba mau berdo'a. Ini adalah keharusan agar hamba lebih menguatkan tali hubungan dengan-Nya dan banyak memohon kepada-Nya.
“Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban”.
Nikmat tuhanmu yang mana engkau dustakan???


Pernahkah anda membaca surat Ar-Rahman? Surat ar-Rahman adalah surat ke 55 dalam urutan mushaf utsmany dan tergolong dalam surat Madaniyah serta berisikan 78 ayat. Satu hal yang menarik dari kandungan surat ar-Rahman adalah adanya pengulangan satu ayat yang berbunyi "fabiayyi ala irobbikumaa tukaddzibaan" (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?). Kalimat ini diulang berkali-kali dalam surat ini. Apa gerangan makna kalimat tersebut?

Setelah  hitung-hitung, ayat tersebut ternyata bisa berulang kali terbaca hingga 31 kali banyaknya. Anda bisa mendapatkannya di ayat ke-13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77.

Akhirnya dalam surat Ar Rahman, saya pun mencoba mengulik makna angka yang ada. Angka 31 yang menyatakan jumlah ayat dari surat tersebut pun saya coba telusuri dengan melihat Surat 31 dari Al Quran. Ketemulah Surat Luqman. Saat melirik ke ayat ke 31 dari surat tersebut, subhanallah… inilah yang saya temukan!

“Tidaklah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah agar diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur.”

Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah menggunakan kata "dusta"; bukan kata "ingkari", "tolak" dan kata sejenisnya. Seakan-akan Allah ingin menunjukkan bahwa nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa diingakri keberadaannya oleh manusia. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah mendustakannya.

Dusta berarti menyembunyikan kebenaran. Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah diberi nikmat oleh Allah, tapi mereka menyembunyikan kebenaran itu; mereka mendustakannya!

Bukankah kalau kita mendapat uang yang banyak, kita katakan bahwa itu akibat kerja keras kita, kalau kita berhasil menggondol gelar Ph.D itu dikarenakan kemampuan otak kita yang cerdas, kalau kita mendapat proyek maka kita katakan bahwa itulah akibat kita pandai melakukan lobby. Pendek kata, semua ni’mat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita saja. Tanpa sadar kita lupakan peranan Allah, kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan kita dan kita dustakan bahwa sesungguhnya ni’mat itu semuanya datang dari Allah.
Maka ni’mat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan! Kita telah bergelimang kenikmatan, telah penuh pundi-pundi uang kita, telah berderet gelar di kartu nama kita, telah berjejer mobil di garasi kita, ingatlah–baik kita dustakan atau tidak–semua nikmat yang kita peroleh hari ini akan ditanya oleh Allah nanti di hari kiamat!

Subhaanallah........

Tidak ada komentar